Jumat, 15 Februari 2013

Motor Drag War Bekasi Best Time Terbaik di Indonesia


Motor Drag War Bekasi Best Time Terbaik di Indonesia

Dengan waktu tajam 7.348 diraih oleh Ntonk Doy Dragster dari Jakarta yang disuport oleh Tim Dumasari Fourteen ini berhasil membukukan waktu tercepatnya saat Heat 1. 7.348 detik ini mematahkan waktu tercepat sebelumnya yang di pegang oleh Eko Codok yang ditorehkan di Yogya dan di Medan.

Balapan yang di adakan malam hari ini total memiliki 324 starter di Drag Race War serie 2 ini, sebelumnya Fasted of the Day serie 1 dipegang oleh Bowo Chetah, dan di seri ke 2 pindah ke tangan Ntonk Doy ( Husmaul Qoir) Jakarta dari tim Dumasari Fourteen. “Untuk The Fasted Of The Day kita akan berikan piala yang ada keterangan catatan waktunya dan nama dragsternya serta nama event dragnya. Satunya lagi piala akan kita berikan pada tim balapnya, khusus untuk joki akan ditambahkan cash money Rp 1 juta jika bisa memecahkan record sebelumnya, ya seperti Ntonk Doy ini yang memecahkan record Bowo Chetah, penghargaan seperti ini semata-mata untuk lebih meningkatkan prestasi mereka,” jelas Sigit Widiyanto Senior Advisor PT Flip Media Kreasi.


Prestasi yang bagus juga ngga lepas dari persiapan panitia penyelenggaranya, mulai dari persiapan track dragnya sampai beberapa fasilitas lainnya seperti Board Digital yang disediakan panitia di belakang garis start, hingga penonton dapat melihat jelas berapa catatan waktu dragster yang baru melintas.

Selain itu juga panitia dari Class Mild Racewar Drag Racer ini mempersiapkan track yang cukup memadai serta aspalnya mulus dengan panjang lintasan sekitar 700 meter (201 meter untuk track, 300meter pengereman dan 200 meter untuk jagajaga). Bukan itu saja, dipinggir track di letakkan pager beton sebanyak 400 biji untuk menjaga pada sisi kanan-kiri lintasan.

Ini merupakan standart regulasi untuk track yang memakai jalan raya. Karena drag malam hari, so pasti penerangan lampu juga kudu maksimal agar dragster bisa tampil full power. “Lintasannya bagus dan saya tidak sangka bisa memecahkan record padahal mesin saya berkapasitas 300cc, dan saya sudah jauh mengenal joki saya Ntonk Doy saat dia masih sering Bali,” tutur Aldy owner tim Dumasari Fourteen yang menurunkan 4 motor maticnya di Drag Racewar serie 2 ini.

“ Komponen yang kita aplikasi ada yang dari Kawahara seperti Knalpot, Pully, Roller, Crankcase, selain itu juga kita cari aman dengan setingan mesinnya karena motor ini 300cc turun di dua kelas 300cc dan FFA s/d 350cc,” tambah Opung Daryanto mekanik tim Dumasari. Regulasi yang dijalankan oleh panitia hanya boleh menggunakan sasis alumunium dan titanium pada kelas 300cc dan FFA s/d 350cc saja.

Sedangkan kelas 200cc sasis harus tetap standartnya hanya dipersilahkan di modifikasi (di bor) dari berat std 15 kg jadi 8 atau 9 kg. “Di Kelas 200cc kita maunya basic ajalah, jadi rangkanya tetap standart, selain itu juga pertimbangan budget kan jadi ngga terlalu mahal dan mendevelop mesin jadi 200cc biayanya juga cukup ringan,” tambah Sigit yang juga sering jadi Pimpinan Lomba jang RoadRace.

Serie 3 selanjutnya akan di gelar 1 Agustus 2010 PERANG ALUMUNIUM & TITANIUM Memang sasis titanium lebih ringan daripada sasis alumunium, walau harganya juga terpaut jauh. Bila titanium di kisaran Rp. 10 – 11 jutaan, maka sasis alumunium Rp.5 – 6 jutaan. Harga itu tergantung dari bobot berapa Kg,?

Biasanya bobot sasis alumunium memiliki berat 2,5 kg lebih seharga Rp. 5 jutaan sedangkan 2,5 Kg kurang seharga Rp. 6 jutaan bisa lebih. Masalah yang sering dihadapi dengan sasis alumunium, jika tracknya bumpy atau karakter jokinya kasar maka sasis biasanya mudah melenting bahkan patah pada rake homesteernya.

Begitu pula dengan sasis titanium, terlepas dari itu kelebihan sasis titanium yang sangat ringan 1,8 Kg memiliki dilemma. Karena jika rusak/melenting atau patah tidak bisa diperbaiki karena bahannya terbuat dari titanium. Sulit cari las dengan bahan titanium.

Sebaliknya dengan sasis alumunium masih bisa di perbaiki jika rusak, karena masih ada bengkel bubut yang mampu ngelas sasis alumunium tersebut. “Biasanya kita modif lagi sasis alumunium tersebut dengan tambah jok dan tangki yang berfungsi sekaligus sebagai penguat sasis.

Bahkan sekarang ini kita sudah membuat sasis alumunium sendiri. Kelebihan sasis alumunium dibanding titanium jika rusak masih dapat diperbaiki,” ungkap Alvin dari tim Chiken Speed Jakarta yang ready stock 3 unit lagi sasis alumunium untuk dijual

Yamaha Mio 2010, Tercepat !!! Tembus 07,166 detik


Yamaha Mio 2010, Tercepat !!! Tembus 07,166 detik

Yamaha Mio geberan Imam Ceper dari Tomo Speed Shop (TSS) pegang rekor tercepat saat ini. Tembus 07,166 detik di event Race War Drag Bike Seri 2 2011 di Harapan Indah, Bekasi (4/5) lalu.

Bukan cuma paling kencang di kelas matik 300 cc, juga paling ngacir di semua kelas yang diadakan. “Ini bisa dibilang rekor,” senang Tomo yang bos TSS dari Jl. Bendungan Jago Raya No. 6, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Padahal menurut Tomo, besutannya itu hanya 294 cc. Tapi, bisa mengalahkan catatan waktu peserta di kelas FFA 350. Kata Tomo, mesin bikinan mekanik Thailand ini menggunakan piston LHK diame-ter 66 mm. Dan biar torsi enggak lemes, stroke naik jadi 86 mm. Itu setelah pen kruk as maju 14 mm.

“Penyesuain boring bukan cuma diganti lebih panjang. Bagian bawah blok silinder diganjal paking aluminium 3,5 cm. Dan mengganti baut pegangan blok mesin jadi lebih panjang,” lanjut Tomo.

Kini bisa dihitung, sehingga kapasitas mesin bisa diketahui. Menggunakan rumus volume silinder, dari diameter 66 mm dan stroke 86 mm jadinya 294 cc.

Sedangkan ubahan yang dilakukan pada head silinder juga mirip seperti dilakukan mekanik umumnya. Pakai klep punya lingkar payung 34 mm (in) dan 30 mm (out) batang 5,5 mm merek EE5.

Karena joki masih anak-anak, kem tidak terlalu ekstrem. “Diseting putaran bawah tidak terlalu galak, tapi di rpm atas bisa lebih ketangguhan,” jelas Tomo.

Suplai bahan bakar juga sederhana. “Seperti ketika bertarung di Bekasi kemarin, menggunakan karbu Keihin 28 yang direamer jadi 32 mm. Lalu pakai main-jet 135 dan pilot-jet 45,” urai Tomo yang berkacamata itu.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 45/90-17
Ban belakang : Vee Rubber 60/80-17
Pelek : Comstar 120/40
Dinamo starter : Mitsuba KLX250
Rasio : 17/39
Roller : 12 gram

Busyetttt CBR 1000RR Drag Bike…. melarrrrrrrrrr.!!!


Melar jadinya ketika CBR 1000rr ini dijadikan sebagai motor pacu instan alias drag… arm jadi panjang dan terlihat unik…

Kalau kita mungkin sayang untuk merombak motor mahal ini jadi beginian…gak bisa buat harian pastinya :) ..namun karena sudah nyemplung ke dunia drag racing ya beginilah akibatnya… :lol:

kalau yang ini jadi tiga roda… apa roda tiga..??? :mrgreen:

1/4 mile data[10.210 seconds & 142.970 MPH trap speed] atau 400m dalam 10detik & 230 kpj cmiiw

SATRIA FU PECAHKAN DRAG BIKE DI SENTUL


satria fu pecahkan drag bike di sentul


Dihelatnya sentul dragrace & dragbike seri-2 pada 8/6 mengundang rasa decak kagum buat penunggang FU.
sebuah fenomenal rekor 7,847 detik pada lintasan 201m,karena rekor sebelumnya 8,2 detik sekian.
hebatnya lg rekor itu diraih diatas fu yang notabene motorbebek yg bertarung di kelas FFA 4tak s/d 250cc,tak ayal rival2nya adalah motorsport berbagai jenis sampai 250cc,tak usah disebut disitu cbr150 dan racikan racing scorpio pun nongol ikut melahap trek 201m sentul.
setelah di telusur ternyata fu tuh olah tangan mekanik IJO-IJO R SPEED yg sebelumnya pernah menggegerkan gelaran dragbike jawatimur yg pernah podium satu dg trek time: 8,026 detik pada trek 201m dragbike mojokerto(1/6)
dan yg lebih menantang lg mekanik yg menangani fu tuh mengatakan: dengan komponen standartnya saja bìsa banyak yg dimainkan,satria f dengan cdi,karbu,piston dan knalpot misalnya bisa dimaksimalkan hingga waktu buat 201m nya bisa tembus 9,3 dtk.(otoplus)

Motor drag tercepat di INDONESIA


LIMA MOTOR DRAG TERCEPAT DI INDONESIA

drag bike

drag bike
Kali ini drag bike kembali diselenggarakan di kota apel, malang. Lomba di dataran tinggi serta temperatur yang lebih dingin menjadikan motor memerlukan set up anyar. Mekanik-mekanik jawa tengah, terutama dari semarang tampaknya mampu beradaptasi dengan mudah, itu tampak dari motor yang dibawa pembalapnya membukukan waktu yang lebih cepat serta mulai banyak berubah. Tak mau kalah mekanik lokal dari malang tetap menjaga nama harum jawa timur, lewat pembalapnya Rizky Unyil mampu membukukan dua gelar juara. Ketatnya persaingan juga kembali memanas. Kali ini sang dragbiker nasional, Eko Chodox kembali ke jalur yang benar dan memborong tiga podium teratas, membuatnya tetap memegang gelar dragster handal. Berhubung adanya pembatasan kelas yang boleh diikuti setiap starter maka 3 buah piala no.1, serta 3 piala dari tiga besar podium sudah merupakan pencapaian cukup memuaskan. Namun ke depan ada kemungkinan sang maestro akan menyapu bersih semua gelar juara di tiap kelas yang ia ikuti. Kita tunggu saja

drag bike

drag bike
JAKARTA (DP) Drag bike belakangan semakin trend. Jangan heran jika nanti akan semakin banyak event adu kecepatan sepeda motor di track lurus ini. Mendatangi sejumlah event drag bike tingkat nasional di sejumlah kota, Dapurpacu.com tergelitik menggali informasi seputar drag bike, sepeda motornya, berikut antusiasmenya. Ketika banyak balap liar di jalanan dengan sepeda motor drag, induk organisasi pecinta motor, Ikatan Motor Indonesia (IMI) pun mengagendakan event balap drag bike beberapa tahun silam. Dan tiga tahun belakangan, antusiasmenya semakin membumi. Jumlah peserta balap drag bike pun melonjak tajam dengan banyaknya tim yang ikut serta. Menurut Helmy Sungkar, promotor di sejumlah event drag bike, antusiasme mulai menunjukkan trend positif. Bahkan lima seri yang digelar selama 2010 dirasa kurang dan bisa jadi ditambah lebih banyak. Talenta pebalap drag bike di Indonesia memang semakin berkembang. Dengan banyaknya event, diharapkan balap liar yang notabene kurang aman bisa diarahkan ke jalur yang benar. Di sinilah ajang sesungguhnya kalau ingin adu cepat, kata Helmy kepada Dapurpacu.com di sela-sela event balap drag bike di Sentul, beberapa waktu lalu. Memang, seiring dengan semakin banyaknya pecinta balap sepeda motor drag, IMI Pusat harus terus menyosialisasikan soal peranti safety. Banyak kalangan menyebut meski sudah dilengkapi beberapa peralatan keselamatan di sekujur tubuh pebalap drag bike yang turun di lintasan resmi, masih banyak kekurangan yang memungkinkan pebalap mengalami celaka. Kalau di tim kami, soal safety itu lebih penting daripada gengsi. Mungkin banyak pebalap atau joki merasa risih pakai peralatan lengkap, tidak seperti ketika mereka main di trek liar. Namun kami selalu berusaha mematuhi peraturan, kata Johansyah, pemilik tim balap drag bike Nazar Bike dari Jakarta.

drag bike

drag bike
JAKARTA (DP) – Di Indonesia, komunitas sepeda motor drag sendiri lahir dari balap jalanan. Jangan dipikir drag bike yang dipakai berspesifikasi besar, canggih, dan elegan seperti kebanyakan event drag bike di luar negeri. Bentukan sepeda motor drag (dragster) di sini lebih ke arah minimalis, atau boleh dibilang kerempeng dan minim perkakas. Cukup ‘tulang’ dan ‘jeroan’ saja. Menurut Harri Novrian, pemilik bengkel modifikasi drag bike di bilangan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, sepeda motor drag di Indonesia memang mengadopsi aliran ‘bersih’. Artinya, sepeda motor yang dipakai drag bike haruslah sangat enteng. Sebisa mungkin tidak ada aksesoris yang nggak penting, ujarnya. Kuncinya, untuk membuat sepeda motor drag haruslah memiliki konsep chassis yang tepat. Jika chassis tidak asli tidak kompeten. Pemilik dan bengkel tidak segan untuk mendatangkan sasis baru meski harganya mahal. Satu chassis impor dari Jepang atau AS bisa berbanderol Rp 10-25 juta. Jika kurang enteng, pemilik siap melubangi chassis. Kaki-kaki yang enteng, mesin berspesifikasi balap, perubahan posisi duduk, setang jepit, hingga ban khusus drag adalah wajib hukumnya. Dengan pemangkasan ini, bobot dragster berkurang drastis. Jangan heran kalau penyusutan beratnya bisa mencapai 40-50%. Pokoknya harus ringan, tapi nggak mengangkat saat digeber. Itu yang sulit, beber Harri. Untuk proses ini, rata-rata bengkel membutuhkan waktu sekitar 3-5 bulan. Tak penting sebuah tampilan, yang jelas dragster harus menyandang predikat enteng. [dp/DON] 

Sisi Lain Balap Motor Drag



SUARA knalpot sepeda motor yang mengganggu telinga meyeruak di tengah panasnya kota Bekasi akhir pekan lalu. Ratusan sepeda motor berjajar rapih dalam tenda-tenda yang didirikan disekitar kompleks perumahan. Salah satu akses jalan raya dalam perumahan itu pun ditutup.
Rupanya kelompok anak-anak muda tersebut akan bersiap mengadakan kontes adu kecepatan dalam trek lurus (drag bike). Motor-motor yang digunakan tampak asing, sebagian besar tidak memasang bodi motor. Bahkan, komponen sepeda motor lainnya seperti jok ditaruh seadanya saja.
Motor ini memang tidak dilihat dari segi penampilannya, namun dinilai dari kemampuannya berpacu dalam arena balap. Dua lintasan lurus sejauh seperempat mil digunakan untuk mengadu dua pebalap. Pemenangnya adalah yang memiliki catatan waktu paling singkat melewati garis finis.
Sekilas mengenai sejarah drag bike di Indonesia, tidak seperti lomba motor lainnya seperti road race dan motorcross, kompetisi ini seperti ada dan tiada. Awal kemunculan balapan ini pada tahun 1995-an. Namun kurangnya event dan jenjang internasional membuat, gemerlap drag bike kembali redup.
Jarangnya event yang mengadakan ajang balap secara resmi, membuat sebagian penghobi balapan jenis ini turun ke jalan dengan mengadakan balapan liar. Seperti yang dituturkan salah satu pelaku drag bike Dadan Priandana (31).
Menurutnya ajang balap jenis ini jarang sekali digelar, sementara persaingan gengsi antara pebalap liar drag bike semakin ramai. “Jarang drag race diselenggarakan di Bandung. Karena itu biasanya adu balap dilakukan di monumen perjuangan Bandung pada sore hari,” ujarnya.
Hingga dua tahun silam, drag bike mulai kembali ramai. Terlebih dengan masuknya tren baru drag bike kelas skuter matik (skutik). Begitu wabah skutik melanda, para pembalap liar dan pemodifikasi motorpun beralih pandangan.
Jika sebelumnya motor laki seperti Honda Tiger dan CB yang jadi basis andalan untuk terjun di kelas Free For All (FFA), dengan kemunculan skutik yang berbodi yang kecil, ringan dan bertenaga sangar ini spontan menjadi bintang untuk dijadikan pacuan.
Kapasitas mesin pun ditingkatkan, dari semula 125 cc menjadi 350 cc. Melihat perkembangan tren balap motor kelas matik ini, pihak penyelenggara optimis drag skutik banyak menuai peserta baru.
Puluhan juta pun rela digelontorkan penghobi balap ini, asalkan motornya jadi paling tercepat diantara para pesaingnya. seperti dilakukan Dadan untuk ‘mengorek’ (merombak mesin) Kawasaki Ninja miliknya, Dadan menghabiskan dana lebih dari Rp 10 juta. Sementara untuk skuter matik, dia bisa habiskan dana lebih dari Rp 20-30 juta.
Namun, permasalahan penghobi balap ini tidak sekedar wadah penyelenggaraan saja. Ini juga terkait dengan aturan penyelenggaraan dan jenjang prestasi internasional ajang drag bike ini bagi pebalap  Indonesia.

*Unsur Keamanan Ditanggalkan*
Salah seorang pemerhati dan penyelenggara yang sering mengelar ajang ini, Sigit Widiyanto dari Flip Motoracing Division (FMD) mengatakan tata cara perlombaan yang dibuat Ikatan Motor Indonesia (IMI) masih rancu. “Drag motor ini memang belum mapan seperti drag mobil. Sehingga masih banyak tata aturan lomba yang harus diperbaiki,” katanya.
Salah satu aturan yang kurang tegas diberlakukan menurut pengamatan Torsimax adalah perihal perlengkapan keselamatan balapan. Pada suatu ajang drag bike di Bekasi, Minggu (4/4) lalu terlihat banyak peserta hanya menggunakan helm tanpa wearpack lengkap untuk balapan.
“Terpenting peserta pakai helm dan jaket tebal saja, karena resiko balapan ini kecil tidak seperti pada ajang road race,” tukas Sigit yang juga berperan sebagai Ketua penyelenggara ajang balapan itu.
Sementara dari pihak pabrikan nampak enggan serius turun mensponsori ajang ini, karena ajang ini dinilai jenjang prestasi pebalap drag tidak jelas di kelas internasional. Seperti dituturkan Ari Wibisono, Motorsport Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
“Kami (Yamaha Indonesia) sangat fokus membawa merah putih berkibardi dunia internasional. Tapi ajang drag bike jenjangnya ke internasional muter-muter dan terlalu jauh,” katanya.
Kesulitan itu akhirnya membuat pihak Yamaha hanya membantu bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan riset motor mereka untuk lebih cepat. Menurut penuturan Ari, Yamaha Indonesia juga sangat terbantu imej motor mereka, khususnya skutik mampu merajai kelas bergengsi drag bike di Indonesia.
“Walaupun kami tidak intens ke arah drag bike, tapi kami banyak membantu peserta ajang drag bike konsultasi atau mencari komponen drag yang mereka perlukan,” ungkapnya.
Suatu wadah untuk meminimalisir kegiatan balap drag bike liar, memang sungguh dibutuhkan. Tapi tanpa dukungan aturan, sponsor dan banyak pihak terkait, maka hasilnya akan sia-sia.